Selasa, 23 Oktober 2018

Management Risiko Pengertian dan Sejarah


Nama : Achmad Gumarang Awan
Kls : 4KA08
NPM :10115063

Management Risiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi
·         Risiko Operasional
·         Risiko Hazard
·         Risiko Finansial
·         Risiko Strategik


Sejarah

Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi. Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo; namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan hanya melihat risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya keamanan).
Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar menjaga barang yang diasuransikan. Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada tahun 1979.
Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan jabatan CRO pertama di dunia.
Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management Standard.

Tujuan Manajemen Risiko
Secara umum ada enam tujuan manajemen risiko dalam perusahaan atau badan usaha, diantaranya adalah:
1. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya manajemen risiko.

Jenis-Jenis Manajemen Risiko dalam Perusahaan

Seiring dengan perkembangannya, Manajemen Risiko terbagi dalam beberapa hal; Resiko Operasional, Resiko Hazard, Resiko Finansial, Resiko Strategik.

1. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya karena human error, kegagagalan sistem, faktor luar seperti bencana dsb. Dalam menejemen resiko operasional, ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses, sistem dan kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

2. Manajemen Hazard

Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
Contoh hazard legal misalnya pelanggaran atau pengabaian peraturan bisnis yang bisa menyebabkan kebangkrutan, seperti pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang akhirnya berakibat fatal. Sementara physical hazard bisa berupa mesin yang sudah tua dan menimbulkan resiko kerugian saat produksi.
Seperti kecelakaan pegawai karena mesin dan sebagainya. Untuk moral hazard contohnya yaitu sikap seorang karyawan dilingkungan kerja yang menimbulkan kerugian. Misalnya karyawan tidak jujur dan sering korupsi uang. Atau karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik sehingga berakibat buruk pada perusahaan.

3. Manajemen Resiko Finansial

Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha. Pada prakteknya, proses pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan organisasi.
Manajemen resiko finansial ini sangat penting karena ini merupakan salah satu sumber daya perusahaan. Karena itu seorang akuntan harus benar-benar mempertimbangkan berbagai resiko lainnya yang berhubungan dengan keuangan, seperti:
·         Resiko likuiditas
·         Diskpntinuitas pasar
·         Resiko kredit
·         Resiko regulasi
·         Resiko pajak
·         resiko akuntansi
Menejemen resiko finansial juga tidak lepas dari perubahan kurs mata uang yang erat kaitannya dengan perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga dsb.

3. Manajemen Resiko Strategis

Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).
Seperti yang tertulis dalam pengertian enterprise risk management di atas, untuk mengetahui resiko yang kemungkinan besar terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan item penting, Anda bisa membuat beberapa daftar berikut ini:
·         Daftar resiko
·         Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
·         Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
·         Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncul




Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-risiko.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar